Sabtu, 10 Agustus 2013

Perayaan Hari Raya Saraswati di Pura Luhur Batukaru, Tabanan

Pulang ke desa Wongaya Gede merupakan hal rutin yang harus dilakukan kalau aku berkunjung ke Bali. Kebetulan sekali kepulanganku kali ini bertepatan dengan acara keagamaan Hindu, yaitu Hari Saraswati. Hari Saraswati merupakan hari dimana ilmu pengetahuan diturunkan ke bumi. Pada Hari Saraswati kami melakukan pemujaan kepada dewi ilmu pengetahuan, yaitu Dewi Saraswati.

Seperti pada hari-hari besar keagamaan lainnya, hari ini Pura Luhur Batukaru yang berada di kaki gunung Batukaru banyak dikunjungi orang untuk berdoa. Kebanyakan yang datang merupakan pelajar-pelajar di sekitar Kabupaten Tabanan. Tidak mengherankan, apabila kalian datang pada Hari Saraswati ke desa Wongaya Gede, pasti akan menjumpai banyak pelajar-pelajar dari berbagai penjuru Bali yang akan bersembahyang di Pura Luhur Batukaru.
Menurut sepupuku yang berasal dari daerah ini, biasanya pelajar-pelajar dari sekitar daerah Tabanan akan memenuhi Pura dari pagi hingga sore, sedangkan bagi para pelajar sekitar Pura biasanya akan bersembahyang pada malam harinya. Sebagai salah satu orang yang (leluhurnya) berasal dari daerah sini, tentunya aku harus ikut sembahyang di Pura. Momen-momen hari raya seperti ini sangat jarang bertepatan dengan liburan kuliah, jadi kesempatan ini gak akan aku sia-siakan untuk mengikuti ritual pemuda-pemudi sekitar yang akan bersembahyang di Pura.
Bersembahyang di malam hari pada musim kemarau di Pura yang terletak di kaki gunung bukan hal yg mudah lho. Angin gunung yang sepoi-sepoi di malam hari cukup bisa disamakan dengan angin yang ada di dalam kulkas. Walaupun udah pake jaket tebal, tetap aja dingin. Salut deh buat para cewek-ceweknya yang bisa pake kebaya di suasana kayak begitu. Tau sendiri kan bentuknya kebaya Bali, menerawang di bagian atas dada hingga leher serta bagian atas punggung hingga pundaknya.

Sebenernya menurutku lebih enak sembahyang di malam hari, soalnya sepi dan dingin, jadi lebih konsentrasi buat sembahyang. Negatifnya cuma bawaannya jadi ngantuk mulu. Suasananya nyaman banget buat tidur, apalagi ditemani selimut tebal di atas kasur yang empuk serta bantal yang empuk juga. Ritual persembahyangan yang harus dijalani gak begitu berbeda dengan ritual persembahyangan di tempat lainnya. Yang membedakan sembahyang di sini dengan sembahyang di tempat lainnya tentu saja suasananya yang susah ditemui di tempat lainnya.

Suasana nyaman serta kekeluargaan inilah yang bikin Bali jadi ngangenin dan pengen terus pulang untuk mengunjungi sanak saudara di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar